Arsip

All posts for the month November, 2014

Bahasa Indonesia 3

Published November 19, 2014 by robiatuladawiyah995
  1.  Definsi Karanan

Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap Karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea (Lamuddin Finoza, 2009:234). Senada dengan pendapat di atas, E. Kosasih (2003:26), menjelaskan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
Pendapat lain dinyatakan Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa Karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.

Poerwordarmita (1984:445), mengungkapkan bahwa Karangan merupakan uraian tentang sesuatu hasil, dengan demikian pengertian Karangan atau tulisan dapat kita batasi sebagai rangkaian kalimat yang logis, padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah. 

2. Jenis-jenis Karangan

1. NARASI,
Adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita.

2. DESKRIPSI,
Adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengarkan hal tersebut.

3. EKSPOSISI,
Adalah karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan.

4. ARGUMENTASI,
Adalah karangan yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data/fakta/konsep sebagai dasar/alasan/bukti.

5. PERSUASI,
Adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu sesuai keinginan penulis, atau karangan yang bersifat ajakan.

3. perbedaan karangan ilmiah dan karangan non ilmi

  • Karangan ilmiah

Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Tujuan karya ilmiah, antara lain:

  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  • Memperoleh kepuasan intelektual;
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;

Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

  • Karangan Non Ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:

  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  • Fakta yang disimpulkan subyektif,
  • Gaya bahasa konotatif dan populer,
  • Tidak memuat hipotesis,
  • Penyajian dibarengi dengan sejarah,
  • Bersifat imajinatif,
  • Situasi didramatisir,
  • Bersifat persuasif.
  • Tanpa dukungan bukti

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:

  • Dongeng
  • Cerpen
  • Novel
  • Drama
  • Roman.

4. Kriteria Metode Ilmiah

1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan ataupun  penjelasan-penjelasan  yang ingin diperoleh dalam hal  penelitian, baik yang akan dikumpulkan  lalu kemudian    dianalisa haruslah berdasarkan   fakta-fakta serta  data  yang  nyata. Janganlah penemuan dan pembuktian itu didasar-kan pada daya khayal dan   kira-kira ataupun  legenda-legenda maupun  kegiatan  yang sejenis itu.

2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus memiliki  sifat bebas dari  prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan yang subjektif. Mennggunakan  suatu fakta harus dengan alasan dan bukti yang lengkap serta dengan pembuktian yang objektif.

3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta memberikan  arti terhadap fenomena yang  sangat kompleks, haruslah  menggunakan  prinsip analisa. Seluruh  masalah harus dicari sebab-musababnya  serta cara pemecahannya dengan memakai  analisa yang masuk akal , Fakta yang mendukung jangan  dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibikin  deskripsinya saja. Akan Tetapi seluruh kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti itu  harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk memecahkan suatu  persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang  hendak  dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran secara  tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran  sang peneliti.

5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang memang  objektif. Ukuran tidak boleh didapat hanya berdasarkan  merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibikin secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang sadar.

6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran yang besifat  kuantitatif yang biasa  harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus senantiasa  digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan memakai ukuran nominal, ranking dan rating.

5. Sikap dan Langkah-langkah Penulisan Ilmiah

Sikap Penulisan Ilmiah

  1. a) Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu).
  2. b) Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja).
  3. c) Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan).

 Langkah-langkah (kerangka) penulisan Ilmiah

Cara penulisan karya ilmiah berikut ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:

  • tahap persiapan
  • tahap pengumpulan informasi
  • tahap penulisan karya ilmiah itu sendiri
  • tahap evaluasi

A.    Tahap Persiapan

Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum mulai menulis karya ilmiah?

  1. Pilih topik/masalah.
  2. Rumuskan tujuan.
  3. Telusuri Topik.
  4. Identifikasi pembaca.
  5. Tentukan cakupan atau ruang lingkup karya ilmiahmu.

B.     Tahap Pengumpulan Informasi

Bahan Studi Pustaka

  1. Manfaatkan perpustakaan.
  2. Manfaatkan internet. Seperti yang anda lakukan sekarang. Kelola dan pilah bahan-bahan pustaka.
  3. Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’.
  4. Membuat Kutipan. Wawancara

Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;

  1. Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
  2. Mempersiapkan pedoman wawancara
  3. Melaksanakan wawancara
  4. Mengolah hasil wawancara

C.    Tahap Penulisan Karya Ilmiah

Penulisan ini adalah proses penjabaran ide yang sudah kita susun dari persiapan tadi, ditambah dengan pembahasan selama dan setelah proses penulisan. Jangan takut ketika anda mengalami kebuntuan. Berikut ini yang sebaiknya dipertimbangkan:

  1. Mempertimbangkan bentuk karangan
  2. Merumuskan judul
  3. Merumuskan tesis
  4. Meyusun ide dalam bentuk karangan atau outline
  • Tahap Penulisan Draf
    • Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
    • Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
    • Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek  mekanik.
  • Tahap Revisi
    • Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
    • Baca ulang seluruh draf
    • sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman
    • merevisi dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
  • Tahap Penyuntingan
    • Perbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan (huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.)
    • Perbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
  • Tahap Publikasi
    • Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
    • Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.

D.    Tahap Evaluasi

Pada tahap inilah kita akan mengevaluasi secara keseluruhan tulisan ilmiah kita tadi.
Pada tahap ini kita akan memeriksa fokus, kejelasan ide, bagian yang terlewat sehingga perlu ditambahkan, penepatan kalimat atau diksi supaya lebih sesuai dengan konteks, dan lain-lain.
Ketika melakukan evaluasi ini, ada beberapa kriteria untuk memudahkan pemeriksaan, seperti ini:

  1. Fokus.
  2. Pembangunan.
  3. Organisasi
  4. Gaya
  5. Konvensi

sumber  :  http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/08/pengertian-dan-jenis-jenis-karangan-566867.html

Macam-macam Karangan dan Pengertiannya

http://nadiachya.blogspot.com/2012/04/perbedaan-antara-karangan-ilmiah-non.html

http://huzaeniridwan.blogspot.com/2014/02/kriteria-metode-ilmiah.html

http://putri-rama2dani.blogspot.com/2013/10/pengertian-tujuan-sikap-dan-langkah.html